Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Serayu Merayu

Gambar
Saya terbangun ketika sadar kereta yang saya tumpangi sedang berhenti di stasiun Cikarang. Sambil mengucek mata dan mengumpulkan nyawa, saya melirik jam di gawai. Bahkan belum genap satu jam kereta berangkat tapi saya sudah tertidur pulas. Ini tentu akibat dari semalam yang tiada bertemu nyenyak selama di kereta Brantas menuju Jakarta. Tiketnya memang saya dapatkan cukup dadakan, dan yang tersisa hanya nomor-nomor tempat duduk yang kurang ideal. Ditambah pula setibanya di Pasar Senen pagi-pagi buta, berjam-jam setelahnya hanya saya habiskan dengan luntang-lantung tak jelas untuk menunggu kereta berikutnya. Sedangkan tiket kereta api Serayu seharga 67 ribu rupiah, sudah saya tebus terlebih dahulu. Pagi itu kereta akan membawa saya dari Jakarta menuju Purwokerto. Saya sengaja melakukan perjalanan menggunakan kereta api kelas ekonomi secara estafet. Ide ini tercetus begitu saja ketika saya merasa sedang butuh pelarian dari rutinitas pekerjaan. Mungkin ini terdengar agak kurang waras untuk...

Ketika Januari Bersenandung Bagian Kedua: Banda Neira

Gambar
Setelah mengejutkan publik dengan kemunculannya kembali setelah hiatus selama hampir 8 tahun lamanya, Banda Neira seakan belum puas memberi kejutan-kejutan lain kepada pendengarnya. Lagu tunggal Tak Apa Akui Lelah resmi meluncur sesaat setelah mengaktifkan kembali media sosialnya. Lalu diikuti dengan album penuh ketiga Tumbuh dan Menjadi yang berisi 9 lagu yang sudah tersedia di kanal layanan musik digital pada 1 November silam. Rupanya tak hanya itu, selang beberapa saat kemudian mereka mengumumkan akan menggelar pertunjukan spesial di Solo pada 21 Desember, yang kemudian langsung habis diserbu para pendengar yang ingin menyaksikannya langsung. Kabar baiknya, konser yang sama akan diadakan pula di kota-kota lain dalam serangkaian tur meliputi Jawa dan Bali. Tak perlu berpikir lama, tiketnya saya dapatkan dengan cukup mudah. Kesempatan ini mungkin saja tak datang dua kali, pikir saya. Tibalah di hari pertunjukan, yang hanya berjarak beberapa hari seusai menyaksikan Adhitia Sofyan b...

Ketika Januari Bersenandung Bagian Pertama: Adhitia Sofyan

Gambar
Hampir pukul 7 malam saya tiba di sebuah kedai kopi di sudut Jalan Rinjani, dengan suasana lampu-lampu kuning yang memberi kesan hangat. Beberapa orang sudah berkerumun, satu dua meja terisi, dikelilingi sekelompok teman dekat atau mungkin juga keluarga terkasih. Sambil berbincang, menghadap layar laptop yang menyala, ditemani gelas-gelas plastik es kopi susu yang meninggalkan jejak basah di meja. Tetapi saya datang ke sini tak benar-benar hendak minum kopi. Beruntung langit sedang berbaik hati malam itu, mengingat dua hingga tiga hari ke belakang, hujan seakan tak ada hentinya sedari sore hingga tengah malam. Sebelum tiba, saya sudah menyiapkan mental, setidaknya sejak beberapa minggu terakhir. Sebagai seorang introvert akut, saya perlu berpikir seribu kali untuk menghadapi keramaian. Tetapi saya sudah kadung janji dengan seorang kawan, bahwa saya bertekad menjalani tahun yang baru ini dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan, meski kabar berita seolah tiada habisnya datang membuat...