Banda Neira yang Kembali Berlayar Lebih Jauh

Menjelang penghujung Oktober lalu, kembali aktifnya media sosial X Banda Neira mengejutkan linimasa. Para pendengarnya pun bertanya-tanya, apakah ini pertanda mereka akan melakukan reuni, atau ada sesuatu yang lain? Seperti yang kita tahu, band yang awalnya digawangi duo Ananda Badudu dan Rara Sekar ini, dinyatakan bubar di tahun yang sama ketika album kedua Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016) dirilis.

Selama hampir 8 tahun semenjak itu, dalam rentang waktu yang lebih panjang daripada masa aktif mereka sebagai sebuah band, lagu-lagu Banda Neira terus dihidupi dan menemui para pendengarnya lebih banyak lagi, serta menemani mereka saat melewati masa-masa sulitnya. Selama itu pula pendengarnya menanti-nanti kapan mereka akan kembali bermusik bersama membawa nama Banda Neira. Rara Sekar sendiri telah memulai proyek musik bernama hara, sementara Ananda Badudu juga sempat menjalankan proyek solo.

Kini Banda Neira akhirnya resmi kembali berlayar, menjawab semua kerinduan pendengar dan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tak ada yang tahu, meski tak semuanya pula bisa terpenuhi. Melalui single Tak Apa Akui Lelah, Banda Neira juga memperkenalkan Sasha sebagai formasi baru.

"Cukup delapan tahun saya menanggung perasaaan bersalah tidak bisa mempertanggungjawabkan karya di hadapan pendengar. Kali ini saya masih ingin merayakan Banda Neira bersama pendengar. Selagi saya masih hidup. Selagi masih bisa," tulis Ananda Badudu.

Seakan tak diberi jeda, Banda Neira juga sekaligus mengumumkan album baru mereka yang akan dirilis tanggal 1 November, melalui kanal layanan musik digital. Album penuh ketiga berjudul Tumbuh dan Menjadi, akan menandai babak baru perjalanan musik mereka sebagai sebuah band.

Setelah tampil di Pestapora pada September 2023 yang disambut antusias, Nanda mulai berpikir untuk menghidupkan kembali Banda Neira. Akhir tahun itu pula ia mulai mengumpulkan materi untuk langsung menggarap sebuah album baru, karena tak ingin kembalinya Banda Neira hanya sebatas proyek nostalgia saja. Namun pada saat itu Nanda masih bimbang, apakah akan melanjutkannya sendiri atau mengajak serta orang lain untuk terlibat. Ia sebetulnya juga tidak ingin meninggalkan ciri khas musikal Banda Neira yang kerap diisi vokal yang berlapis. Sementara itu, sudah ada satu dua lagu yang diproyeksikan akan dinyanyikan sendiri olehnya.

Dalam perjalanannya, pada sepertiga penggarapan album, Nanda kemudian mengajak Sasha yang sudah tak asing lagi bagi dirinya, pada Juni tahun ini. Sasha telah banyak membantu sebagai vokal latar di panggung-panggung proyek solo Nanda ataupun ketika membawa nama Banda Neira. Namun Sasha tak langsung setuju begitu saja untuk bergabung, ada hal yang menjadi pertimbangannya.

"Tampil bersama di panggung dan berkarya bersama adalah dua hal yang sangat berbeda. Ada dua kepala dengan ego dan ide masing-masing yang harus diselaraskan ketika membuat karya musik bersama. Sedangkan tampil di atas panggung hanya berkutat dengan hal teknis," tutur Sasha dalam sesi bincang bersama media lewat Spaces di akun X Banda Neira.

Sasha juga menegaskan bahwa bergabungnya dia bersama Banda Neira adalah untuk melanjutkan apa yang telah dikerjakan Rara Sekar, bukan menggantikan. Ia akan melanjutkan dengan lagu-lagu baru di babak yang baru untuk Banda Neira. Rara Sekar sendiri dalam postingan Instagram pribadinya mengucapkan selamat dan turut merayakan kembali berlayarnya Banda Neira.

"Meski tak semua yang kita tanam kita tuai bersama, benih tetap tumbuh -menjadi tunas, menjadi pohon, menjadi bunga yang mewangi dan menghidupkan hari-hari kita, meski tak lagi bersama," tulis Rara.

Tumbuh dan Menjadi berisi 9 nomor yang direkam dalam periode yang cukup singkat, yaitu dari Mei hingga diselesaikan pada September. Di lagu pembuka Kan Terus Kutulis Hingga Nafas Ini Habis, seakan menyiratkan alasan-alasan mengapa Banda Neira harus dilanjutkan. "Kuceritakan tentang macam-macam. Dari Bentang alam, hingga perjuangan. Tentang yang terbuang, dan yang terpinggirkan. Kan kutambah baris, kan terus kutulis. Hingga nafas ini habis, tak akan ku berhenti."

Nyawa Banda Neira masih sangat terasa di sini, dengan gebukan drum yang terdengar cukup kental. Ini menjadi hal baru yang membawa musikalitas Banda Neira menuju tahap selanjutnya, ungkap Sasha. Selain itu Sasha menambahkan, bahwa dari segi penulisan lirik, aransemen dan proses penciptaan lagu juga telah lebih berkembang.

Dalam penggarapan album ini, Banda Neira juga melibatkan sederet musisi lainnya. Elemen string section terdengar lagi di beberapa lagu seperti pada album sebelumnya, dimainkan oleh Ruang String Quartet asal Yogyakarta. Gardika Gigih juga kembali mengisi piano di lagu pertama dan track nomor 7 berjudul Seorang Pemula. Pada lagu yang cukup eksperimental bagi Banda Neira berjudul Kan Semakin Menggema, Memerdekakan, denting piano dilantunkan oleh Mery Kasiman. Dentuman drum dimainkan oleh Putu Deny Surya dari Dialog Dini hari yang seakan membakar semangat pendengar pada lagu pertama, single Tak Apa Akui Lelah dan di track penutup yang juga menjadi judul album Tumbuh dan Menjadi.

Reruntuh yang bernama asli Eky Rizkani, mengisi gitar pada lagu ketiga berjudul Ajariku Jadi Berani. Lagu yang sebetulnya telah direkam paling awal sekitar dua tahun silam ini, secara khusus dipersembahkan kepada orang-orang yang tak lelah berjuang di jalan kebenaran. Di dalam baris liriknya, Nanda menyebut nama-nama seperti Marsinah, Wiji Thukul, Theys Eluay, Munir, dan Bu Sumarsih.

Secara keseluruhan, narasi pada lagu-lagu di album ini seperti membawa semangat baru tentang kembalinya Banda Neira. Juga menggambarkan optimisme di tengah rasa cemas dan takut yang melanda selama beberapa tahun ke belakang. Kita terlalu banyak dijejali dengan kabar buruk di mana-mana. Perang yang tak berkesudahan, bencana alam akibat krisis iklim, penyakit misterius, hingga ketamakan penguasa.

Seperti pada baris lirik "Aku, kita, dan juta lainnya. Kan lampaui apa pun yang di depan mata. Tumbuh dan menjadi," kita diajak untuk terus bertumbuh dan menjadi manusia-manusia yang menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, apa pun yang terjadi di luar sana.

Selamat berlayar kembali, Banda Neira. Dan selamat mendengarkan Tumbuh dan Menjadi.

Komentar

  1. Ternyata yang patah tumbuh yang hilang berganti sudah 8 tahun lalu ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ga nyangka udah selama itu, dan akhirnya mereka kembali.

      Hapus
  2. Apakah rumahmu aman hari ini Mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aman kan beda pulau, abunya juga mengarah ke barat karena angin

      Hapus

Posting Komentar

Baca Juga

Menyusuri Jejak Oei Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang

Bersekutu dengan KM Kelimutu

Jelajah Kampung Kauman Semarang