Jauh
Pagi baru saja menjelang, mentari belum menampakkan diri sepenuhnya. Masih terhalang oleh awan mendung sisa hujan semalaman penuh. Jalanan masih basah, hujan seakan hentinya malam tadi. Sepagi ini aku sudah berada dalam sebuah bus untuk menuju stasiun, mengejar kereta paling pagi. Di sampingku, kau duduk manis, mataindahmu menatap kosong keluar jendela, dan membiarkannya sedikit terbuka. Udara dingin berhembus pelan menerobos celah-celah jendela, menerpa wajahmu dan membuat rambut hitam panjangmu yang tergerai bergerak-gerak liar. Seperti yang kau minta tadi malam,kau akan mengantar aku meski keretamu baru akan tiba beberapa jam setelah keretaku berangkat. Entah kenapa dingin pagi ini seakan membekukan suasana hati kita,semenjak tadi takada kata-katayang keluar dari bibir mungilmu, bahkan senyum manismu pun tak nampak pagi ini. Tapi yang aku tau, jemari tanganmu menggenggam hangat jemari tanganku seakan takingin melepasnya. Ah, sudah lah. Biar genggam jemari tangan kita me