Camping Hore di Tepi Pantai

Tenda warna-warni di atas pasir putih
"Ke pantai yuk?"

Denger kata pantai, hari gini siapa sih yang nggak pernah ke pantai? Pastinya hampir semua orang pernah lah ya. Kecuali ngana yang emang nggak pernah piknik, tahunya cuma kantor-rumah, kantor-rumah, gitu terus sampai... Ultraman sungkem sama Ironman. Ini 2015 dan ngana nggak pernah piknik? Mungkin ngana belom move on dari jaman penjajahan Belanda. Kita udah merdeka men! Bung Karno baca teks Proklamasi tahun 1945 dan sekarang tahun 2015, berarti kita sudah merdeka selama? Itung sendiri dah~
 
Ng... bentar deh. Kenapa bahasa saya jadi gini sik? Bodo ah! Lanjut!
Nah terus kalo ke pantai biasanya kamu ngapain?
Berenang? Ah biasa.
Maen pasir? Itu juga udah bosen.
Nyari kerang-kerangan sambil ngarep kali aja nemu harta karun? Ahh basi itu mah.
Tapi ya boleh-boleh aja sih tergantung minat dan bakat. Iya, kalo nggak bakat renang kan bisa ikut maenan pasir terus bikin istana atau iseng ngubur temennya di pasir. Yang nggak pengen panas-panasan dan takut item kulitnya ya paling ngadem deh tuh di bawah pohon sambil sok imut minum air kelapa muda. Bisa juga ngecengin cewek-cewek cakep lewat. *plak* Ya namanya juga usaha, mblo. Atau yang sok-sok romantis dan ngajakin pacarnya ke pantai cuma buat lihat senja. Eh tapi boleh banget lho. Buat yang punya pacar sih.

Situ jomblo? nggak bisa berenang? dan takut item? Ke laut aja sono, mblo!

Salah satu alternatif lain kalo kamu ke pantai yang sekarang ini lagi happening dan hits banget yaitu camping alias kemah kalo kamu nggak bisa bahasa inggris. Camping? Iya. Di pantai? Iya. Emang bisa? Bisa banget! Asal jangan terlalu deket air kalo nggak mau kegulung ombak. Camping nggak harus di gunung atau di hutan kali. Bisa juga di halaman tetangga yang rumputnya selalu lebih hijau itu. Mungkin kamu termasuk dalam golongan jamaah kurang update dan kurang piknik seperti beberapa teman saya, ketika melihat saya dengan gagahnya menggendong ransel.

"Mau nanjak kemana, mblo?"

Duh ketahuan deh kalo saya...

"Hah? Engga nanjak kok. Mau camping di pantai" Jawab saya dengan pedenya.

"Camping? Di pantai? Kalo ada tsunami gimana? Kalo kegulung ombak gimana? Gue tau lo udah lama jomblo sejak abad pertengahan. Tapi jangan putus asa gitu dulu, Bro!"

Lah malah drama~

Kamu nggak harus jadi orang (sok) kaya terus nginep di resort mewah kok, kalo pengen tidur ditemani suara deburan ombak. Salah satu caranya ya camping alias buka tenda. Eits tapi kalo cuma mau nyoba sensasi tidur di pantai aja itu mah pindah tidur judulnya. Banyak yang bisa kita lakukan selama camping di pantai. Misalnya bikin api unggun gitu terus bakar ikan sambil gitaran nyanyi rame-rame bareng temen kamu. Itu baru namanya nikmatin hidup men! Lupakan sejenak rutinitas kerja atau kuliah yang membuat kamu stres. Lupakan sejenak kalo kamu jomblo dan saatnya hore-hore bareng temen atau sahabat. Bahagia itu sederhana, dan bahagia itu nggak harus punya pacar kan?

So? Jangan panik, mari piknik.

Piknik atau liburan itu nggak harus mahal, nggak harus juga nginepnya di hotel berbintang. Ya kecuali kamu anak juragan jengkol sih terserah lah ya. Kita-kita yang kere hore juga nggak boleh kalah dong soal piknik. Mereka bisa aja menikmati kemewahan tidur di hotel berbintang, sementara kita? Bikin sendiri kemewahan ala kita sendiri. Kapan lagi coba bisa tidur di bawah jutaan bintang? Ng... kalo langitnya lagi cerah sih~ Dan kalo kamu lagi beruntung bisa lihat deh tuh bintang jatuh terus kamu merem dan make a wish. Yaelah masih aja percaya sama yang begituan. Ya namanya juga usaha, mblo. Who knows? Siapa tahu ye kan?

Saya kebetulan baru dua kali ngerasain camping di pantai. Di Pantai Jungwok dan Pantai Kesirat. Keduanya berada di Kabupaten Gunung Kidul, Jogjakarta. Asal kamu tahu aja, di Kabupaten Gunung Kidul itu sendiri tak kurang dari lima puluhan pantai berjajar dari ujung timur sampai ujung barat. Mulai dari yang sudah terkenal dan otomatis ramai pengunjung, sampai pantai yang letaknya tersembunyi dan pastinya masih sepi. Nah pantai kayak gini nih yang cocok buat camping. Serasa pantai pribadi gitu. Saking tersembunyinya bahkan mungkin belum terjamah manusia. Itu baru di Kabupaten Gunung Kidul, belum lagi Indonesia yang katanya merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Membentang kurang lebih 95.181 km. Bayangin ada berapa ribu pantai yang bisa kamu kunjungi?

Indonesia itu indah kawan. Negeri ini sangat beruntung di anugerahi kekayaan alamnya yang luar biasa melimpah. Mulai dari hutan belantara, gunung-gunung yang menjulang tinggi, ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke garis pantainya yang menjadi salah satu terpanjang di dunia, sampai lautan beserta isinya. Dan pastinya menyimpan potensi wisata yang luar biasa juga.

Dan ngana masih belom pernah piknik? Mungkin ngana harus lari ke hutan lalu belok ke pantai~

Salam dari Jungwok
Oke kembali ke laptop. Ehm soal camping maksudnya. Saya bersama sekitar 40an orang teman mengadakan camping di Pantai Jungwok pada bulan Maret lalu. Itu mau camping atau mau tawuran? Banyak bianget? Bodo amat lah. Pantai yang terletak di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul ini dapat ditempuh sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kota Jogja. Sekilas mendengar kata Jungwok tidak mengarahkan kita bahwa ini adalah sebuah pantai yang berada di Pulau Jawa. Mirip-mirip Korea gitu ye kan?

Akses menuju pantai ini masih belum memadai, mengingat jalan belum beraspal hanya berupa jalan tanah berbatu. Jika turun hujan bisa dipastikan akan cukup menyulitkan, jika tidak berhati-hati memungkinkan kendaraan kita bisa terjebak dalam kenangan masa lalu lumpur. Jika kamu masih sayang dengan kendaraan kamu sih ya mending di parkir dekat pos menuju Pantai Wediombo lalu treking alias jalan kaki sekitar 15 menit. Nah akses yang masih sulit itulah yang membuat pantai ini masih cukup sepi pengunjung dan tentu masih minim fasilitas. Terutama MCK, pun warung baru satu yang berjualan disini.

Pantai yang diapit oleh bukit dikanan-kirinya ini memiliki area yang cukup luas untuk mendirikan belasan tenda. Selain kami, ternyata beberapa tenda milik rombongan lain sudah berdiri rapi. Seperti yang saya bilang tadi kan, camping di pantai emang lagi ngetrend dan bukan menjadi barang baru lagi. Matahari sudah kembali ke peraduannya, ketika tenda kami selesai berdiri. Dan sekarang waktunya apalagi kalau bukan bikin api unggun. Selain sebagai penerangan, karena malam itu benar-benar gelap gulita men! Listrik belum ada di pantai ini. Juga bisa untuk acara bebakaran. Bakar ikan misalnya. Asal jangan bakar diri aja sih.

Nembak gebetan pake ginian. Nah loh, ko siapa nih maksudnya? 
Kami melanjutkan malam dengan bernyanyi riang di bawah langit yang cerah penuh bintang. Untung ada salah satu teman yang berinisiatif membawa gitar tadi. Bahkan beberapa teman masih melanjutkan mengobrol di luar tenda saat api unggun telah padam karena api yang berhembus cukup kencang membuat kayu lebih cepat terbakar. Sayang kan jika hanya dilewatkan dengan tidur di dalam tenda. Berbekal lilin-lilin kecil yang dinyalakan, lalu di tanam di pasir pantai sebagai penerangan seadanya. Kalau itu ide saya,  unik aja sih menurut saya, cahaya lilin dipadu dengan pasir putih pantai. Klik! Di foto pun keren hehehe.

Pantai Jungwok juga memiliki pemandangan sunrise yang bisa kita saksikan dari atas bukit sebelah barat pantai. Dengan treking mudah hanya selama 5 menit. Nah kalau mau main air atau berenang boleh deh tuh pas paginya. Tapi tetep harus hati-hati ya, tahu sendiri kan ombak laut selatan jawa kayak apa? Lagi pula hanya selang beberapa hari sebelumnya ada orang tewas tenggelam tersapu ombak di pojokan barat Pantai Jungwok ini. Kalo saya ngeri aja sih ada hiu lapar yang berkeliaran lalu menelan saya. Oke. Itu hanya imajinasi saya. Sebenarnya saya nggak pernah renang di pantai sih, karena apa? Iya, saya memang nggak bisa berenang. *plak*

Sunrise at Jungwok
Kalau lagi beruntung bisa nemu dugong ginian :D ^_^V piss budhe Yas
Berbeda sekali dengan Pantai Jungwok yang bertipikal pantai berpasir putih, Pantai Kesirat merupakan salah satu pantai Gunungkidul berkarakter karang atau tebing yang berhubungan dengan laut. Lah katanya pantai? Emang iya. Kok nggak ada pasirnya? Iya juga ya? Tauk ah dulunya salah kasih nama kali, seharusnya dikasih nama Tebing Kesirat atau Karang Kesirat gitu.

Pantai yang memiliki pemandangan sunset dan cocok untuk camping atau memancing ini terletak di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Salah satu yang unik dari pantai ini adalah keberadaan pohon ketapang (Terminalia Catappa). Tumbuh di pinggir tebing kawasan Kesirat dan menjadi sebuah ikon tersendiri bagi pantai ini.
Pohon ketapang yang sedang menjomblo :D
Kali ini saya hanya bersama 8 orang teman pada bulan Mei lalu camping di pantai ini. Lebih sedikit personil lebih privat aja sih kesannya. Meskipun nggak kalah serunya. Area campingnya pun tidak terlalu luas soalnya. Takut kalo ada yang tidurnya nggak bisa anteng, terus tiba-tiba nggelinding. Dan byurr!

Menjelang malam, api unggun dinyalakan, meskipun kami tidak berniat untuk membakar ikan. Itung-itung untuk menghangatkan tubuh lah ya, mengingat angin yang bertiup cukup kencang. Jika kata pepatah, tak ada rotan akar pun jadi.  Kalau kami tak ada ikan, jagung pun jadi :D Iya nggak ada ikan, adanya jagung apa mau dikata? Makan malam pun hanya seadanya, nasi dan Indomie goreng. Tak apalah yang penting kan kebersamaannya :)) Biarpun kami kere, yang penting kami masih bisa hore-hore \m/

Langitnya cerah men! Sayang kalo cuma disia-siakan buat tidur. Suasananya pun enak banget buat ngobrol, menghadap api unggun gitu kan. Ngobrolin dari hal yang nggak penting banget buat di obrolin, lalu tentang masa depan, sampai menertawakan kebodohan masa lalu. Kalau saya sih tiduran sambil bengong bego memandang bintang-bintang. Ini namanya seni men! Seni nggak melakukan apa-apa. Art of doing nothing. Otak saya pun mulai berimajinasi, berbaring di sebelahmu. Kamu, iya kamu! Persis seperti yang pernah kita bicarakan. Lalu mulai berandai-andai misalkan ada aku di masa depanmu dan sebaliknya, sambil menatap bintang kecil di langit yang biru. Lah malah nyanyi~

Nggak ada yang bisa motret sih, pasti milky way bagus tuh pas langitnya cerah gini. Eh nggak ada yang bawa kamera juga ding. Karena tempat-tempat yang minim polusi cahaya seperti di pantai begini katanya bagus buat motretin milky way tuh.

Antara tenda dan lautan. Captured by: @ayunqee
Paginya diisi dengan bengong sambil ngopi-ngopi ganteng. Habis mau ngapain lagi? Mau main air juga nggak bisa. Mau lari-larian juga takut bablas nyemplung ke laut trus pulang tinggal nama. Duh jangan deh :( Bisa juga nyegat para pemancing lobster atau ikan, terus dibakar seadanya. Lumayan kan buat sarapan hehehe. Tapi beli ya, jangan asal nodong doang. Tunggu, itu bukan kami. Kami hanya menyeduh popmie sisa semalam.

Setelah camping selesai inget ya jaga kebersihan, sampahnya dikumpulin, terus buang ditempatnya. Karena waktu itu kita memang kurang kerjaan, ya gitu deh mungutin sampah dari ujung ke ujung pake karung lagi. Lebih mirip pemulung ya? Biarin! Sekecil apapun itu, yang penting kita berusaha menjaga kelestarian alam. Kalau kotor banyak sampah emangnya masih pada mau kesini? Engga kan? Makanya itu! Jangan buang sampah sembarangan. Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga alam kita sendiri?
Jadi pemulung di Kesirat
Kaki yang nggak mau kalah narsis sama muka :'(

Jadi, kapan kita kemana?

Komentar

  1. Jadi pengen kesana, seru kalo candid :D

    BalasHapus
  2. Iya, cobain deh sensasinya camping do tepi pantai :D

    BalasHapus
  3. Jadi, kapan kita camping lagi?

    BalasHapus
  4. Hidup di Jogja emang enak banget. Banyak pantai cantik yang bisa dipilih buat pelarian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh dikomen mas wi :3 emg mas tinggal dmn??

      Hapus
  5. Di Jogja lah, waakakaka :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. udh tau kok :p eh btw makasih udh mampir kakak blogger kece raja mblusuk :D

      Hapus
  6. mauuukk ;;) kapan kita kemana??

    BalasHapus
  7. indah banget ya pemandangannya, seru juga kayanya bisa camping kaya gitu..

    BalasHapus
  8. komen di artikel jadul ah..........btw pohonnya itu sekarang masih jomblo ga ya mas ?:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Baca Juga

Menyusuri Jejak Oei Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang

Bersekutu dengan KM Kelimutu

Jelajah Kampung Kauman Semarang