Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

KRI Dewaruci dan Cerita Semasa Kecil

Gambar
Beberapa saat sebelum badai menerjang. Hampir 3 jam berlalu sejak KM Kelimutu yang membawa kami bertolak dari perairan Karimun Jawa. Itu berarti kapal sudah menempuh hampir setengah perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Namun tak ada tanda-tanda gelombang akan mereda, meski hujan sudah benar-benar reda. Sempat terbersit sedikit kekhawatiran di benak saya, pun saya pikir Mas Icang juga merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak, belum apa-apa mendung pekat sudah terlihat menggulung dari arah selatan. Ketika kami baru tiba di dermaga Pelabuhan Karimun Jawa, untuk menunggu kapal kecil yang akan membawa kami berpindah ke KM Kelimutu. Arah selatan jugalah yang akan dituju oleh KM Kelimutu untuk mengantarkan kami menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Baca juga: Melihat Karimun Jawa dari Sisi Lain. KM Kelimutu terlihat di kejauhan. Bokong KM Kelimutu. Benar saja, ketika semua penumpang telah selesai naik ke kapal, hujan disertai angin kencang langsung me

Melihat Karimunjawa dari Sisi Lain

Gambar
Sepeda motor yang kami tumpangi terus melaju di atas jalan aspal yang bisa dikatakan mulus ini. Berbeda sama sekali dengan apa yang dikatakan Mas-mas pemilik sepeda motor yang kami sewa tadi. Bahwa kondisi jalan penghubung antar desa di Karimun Jawa ini banyak yang rusak, sehingga untuk menuju Desa Kemujan diperlukan waktu sekitar satu jam. Sangat jauh dari bayangan kami, yang mengira hanya perlu 15-30 menit berkendara. Baca juga: Besekutu dengan KM Kelimutu Tapi ternyata benar, setelah meninggalkan Desa Karimun, jalanan yang berkontur naik turun bukit tersebut mulai banyak yang berlubang hingga berbatu. Seiring dengan rumah-rumah warga yang mulai jarang. Jika adapun, hanya dipinggir-pinggir jalan, tak ada gang-gang ataupun perkampungan pada umumnya. Hal itu membuat Mas Icang yang bertugas mengendarai sepeda motor harus lebih berhati-hati lagi. Di beberapa titik kami juga sering menemui pekerja yang sedang sibuk memperbaiki jalan rusak tersebut. Sesekali kami menyap